Hakikat Ilmu Pengetahuan
Seringkali pengetahuan manusia itu tumpuk-menumpuk,
tumpang tindih. Pengetahuan yang dimiliki sering samakinrumit dan berbenturan
satu sama lain. Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya memang
tidak mudah. Khazanah kehidupan manusia yang begitu luas memang memungkinkan
menguasai segala pengetahuan. Satu orang menguasai berbagai ilmu pegetahuan
mulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Tiap pengetahuan tentu ada
berbagai ciri khas.
Hal ini memungkinkan kita mengenali berbgai pengetahuan
yang ada seperti ilmu pengetahuan, seni, dan agama serta meletakkan mereka pada
tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Orang dapat
mengenal hakikat, sastra, dan budaya menurut katagori tertentu. Tanpa mengenal
kategori atau ciri-ciri tiap pengetahuan dengan benar maka bukan saja kita
dapat memanfaatkan kegunaannya secara maksimal namun kadang kita bisa
terjerumus.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui
langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi
secara spontan. Pengetahuan masih pada tataran inderawi dan spontanitas, belum
ditata melaui metode yang jelas. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan,
subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu
kesesuaianantara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada
pada objek. Namun, kadang-kadang kebenaran yang ada dalam pengetahuan masih
belum tertata rapi, belum teruji secara metodologis. Orang melihat gunung
meletus, itu pengetahuan.
Orang merasakan gempa, lalu lari tunggang langgang ke
luar rumah, itu pengetahuan. Pengetahuan masih sering bercampur dengan insting.
Ilmu (sains) berasal dari bahasa laatin scientin yang
berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin
tertentu. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Meramalkan tidak lain sebuah proses. Meramalkan bisa saja melalui penafsiran.
Ilmu sebenarnya juga sebuah pengetahuan, namun telah melalui proses penataan
yang sistematis. Ilmu telah memiliki metodologi yang andal. Ilmu dan
pengetahuan sering kali dikaitkan, hingga membentuk dunia ilmiah. Gabungan ilmu
dan pengetahuan selalu terjadi di raanah penelitian apapun. Ilmu tanpa
pengetahuan tentu sulit terjadi. Pengetaahuan yang disertai ilmu, jelas akan
lebih esensial.
Ilmu pengetahuan ialah ilmu pengetahuan yang telah
diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten, dan koheren.
Inilah ciri-ciri ilmu pengetahuan, yang membedakan degan pengetahuan biasa.
Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilih (menjadi
suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis,
serta konsisten. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tentu berkaitan dengan
realitas.orang yang mempelajari pengetahuan dan ilmu pengetahuan akan
menelususri realitas secara cermat. Hakikat kenyataan atau realiats memang bisa
didekati dari sisi ontologi dengan dua macam sudut padang yaitu kuantitatif dan
kualitatif.
Atas dasar pelacakan realitas, pengetahuan dan ilmu
pengetahuan semakin kaya. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai
ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Realita
itu yang menarik perhatian para ilmuan. Tanpa realitas, kita sulit menyebut di
dunia ini ada bermacam-macam air, bunga, angin, jamur, dan lain-lain. Realitas
pula yang hendak menyadarkan manusia hingga tahu, bahwa ketika orang minum teh,
sebenarnya sedang menikmati bunga, air, daun, dan sebagainya. Biarpun hanya minum
teh, sebenarnya manusia tengah berfikir ribuan orang yang menghasilkan teh itu.
Jadi, ontologi akan menguraikan asal-usul suatu fenomena secara mendasar atas
dasar fakta-fakta, data-data, dan metode yang mantap.
0 komentar:
Posting Komentar