Kamis, 14 Juli 2022

Bab VIII Desain Sistem Secara Terinci

 Desain Sistem Secara Terinci



Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system design) atau desain internal (internal design). Desain sistem secara terinci merupakan komponen-komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program aplikasi.
Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang akan membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum disetujui oleh calon pemakai rumah. Arsitek akan menggambar detail bangunannya dengan ukurannya terinci setelah bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh calon pemakai rumah.

Tujuan Desain Sistem Terinci

Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
    Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan progam komputernya. Jadi, desain sistem terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

Komponen Desain Sistem Terinci

Pada tahap desain secara terinci, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah:

Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi–transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukan. Sampah yang masuk sampah pula yang keluar (garbage in garbage out).
Supaya tidak dihasilkan sampah, maka input yang masuk dalam sistem informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu, desain input harus berusaha membuat suatu sistem vang dapat menerima input yang bukan sampah. Desain input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebagai penangkap input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak didesain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang.
Beberapa kegiatan di bawah ini memakai data mentah atau data input :
• Insert into, delete from, update database
• Menggabungkan dengan data lain dari database untuk menghasilkan output
• Masukkan dan proses langsung menjadi output tanpa menggabungkan dengan data lain
• Memulai aksi atau melaksanakan suatu tugas
• Mengadakan dialog dengan sistem
Beberapa media dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan input data :
• Paper form yang digabungkan dengan layar data-entry
• Electronic form
• Direct-entry devices
• Codes
• Menus
• Natural language


a. Dokumen Dasar
Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat di dokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk diolah. Dokumen dasar sangat penting di dalam arus data di sistem informasi.f. Scannable form caption, Caption yang menunjukkan tempat-tempat yang harus diisi pada formulir yang akan dibaca oleh alat scanner, misalnya oleh OMR reader.

b. Electronic Form

Merupakan layar entri data yang dirancang untuk digunakan tanpa adanya sumber dokumen resmi. Dirancang pada sebuah digitizer atau layar VDT sistem CASE, menggunakan beberapa komponen seperti pada formulir, yaitu:

  1. Pembagian area
  2. Instruksi
  3. Line, box dan caption
  4. Indikator field data
  5. Urutan guideline perancangan

c. Direct-Entry Devices
Sering disebut sebagai atomasi data sumber, merupakan suatu cara menginput data yang tidak perlu keying atau diisikan melalui formulir eletronik. Memungkinkan komputer memproses data dengan benar, tanpa melalui kertas, jadi menambah efisiensi input dan mengurangi kemungkinan kesalahan pada saat proses keying.
Beberapa peralatan tersebut:

  1. Magnetic Ink Character Recognition (MICR)
  2. Optical Character Recognition (OCR)
  3. Optical Mark Recognition (OMR)
  4. Digitizer
  5. Image Scanner
  6. Point-of-sales (POS) devices
  7. Automatic Teller Machine (ATM)
  8. Mouse
  9. Voice Recognition

d. Codes (Pengkodean)
Kode digunakan untuk mengklasifikasikan data, memasukkan data ke computer dan mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya. Kode dapat terdiri dari kumpulan angka, huruf, karakter2 khusus, simbol (bar code), warna dan suara.
Beberapa guideline dalam membuat kode:

  1. Mudah diingat
  2. Unik
  3. Fleksibel
  4. Efisien
  5. Konsisten
  6. Sesuai standar
  7. Menghindari spasi
  8. Menghindari karakter yang mirip
  9. Panjang yang harus sama

e. Menus
Menu banyak digunakan dalam dialog karena merupakan user interface yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternatif atau option yang disajikan ke user. Pemilihan dengan cara menekan tombol atau angka atau huruf.
Metode pemilihan yang ada:

  1. Keying
  2. Pointing
  3. Touching
  4. Voice Input
    Beberapa teknik perancangan menu yang modern:
  5. Pull down menus
  6. Nested menus
  7. Shingled and tiled menus
  8. Icons menus
  9. Touch menus
  10. Sound cues.

f. Natural languages
Bahasa natural memungkinkan sistem komputer mengerti bahasa manusia. Komputer dapat menerima bahasa manusia melalui suara atau keyboard dan melaksanakan tugasnya. Dengan cara ini, sistem harus mengerti user tetapi user tidak perlu memahami sistem. Banyak aplikasi untuk interface dengan database menggunakan quey atau bahasa perintah. Beberapa DBMS telah membangun pengetahuan linguistic yang memungkinkan komputer mengerti input user.

MENGATUR TATA LETAK ISI INPUT
Tujuannya:
1) Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari input apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
2) Bagi programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan input yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain input ini untuk menentukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan di suatu input.

0 komentar:

Posting Komentar